Beberapa kasus pelanggaran disiplin, perselingkuhan dan perceraian di kalangan guru menjadi perhatian publik maupun Dinas Pendidikan Kabupaten Blora.
Beberapa kasus pelanggaran disiplin, perselingkuhan dan perceraian di kalangan guru menjadi perhatian publik maupun Dinas Pendidikan Kabupaten Blora. Melalui media Halal Bi Halal di Korwil Bidik Jepon, Rabu (03/05/2023), Kabid Guru dan Tenaga Kependidikan Kabupaten Blora Mujo Sugiyono SPd MPd mengingatkan para Guru dan Tenaga Kependidikan dapat selalu menahan diri agar dapat meminimalisir terjadinya pelanggaran.
Acara Halal bi Halal tersebut dihadiri oleh Bupati Blora Arief Rohman SIP MSi, Camat Jepon, Kepala Dinas pendidikan, Forkopincam, Pengawas SD, PAUD, PAI, semua Guru SD, Paud (TK/KB) se - Korwil jepon. Acara di meriahkan oleh group hadroh "Al-Ikhlas" ( kelompok guru PAI Korwil bidik jepon) . dan ditutup dengan pengajian oleh KH Zaenal Mustofa.
Dinas Pendidikan Masih Laksanakan Pemberkasan PPPK
Mewakili Kadinas Pendidikan Aunur Rofiq, pada sambutannya Kabid GTK Mujo Sugiyono menyampaikan beberapa tugas lain yang diemban pihaknya. Antara lain berkaitan dengan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja.
"Saat ini untuk kami masih melakukan pemberkasan PPPK. Mungkin ada SD yang kelebihan juga kekurangan guru. Dengan adanya penambahan PPPK hasil rekrutmen nanti, maka akan diadakan penggeseran tugas guru dari SD yang kelebihan ke SD yang kekurangan guru," terang Mujo Sugiyono.
Kabid GTK juga konsentrasi pada pencegahan bullying pada anak didik. Mengingatkan para Kepala Sekolah agar dapat menjadi contoh para guru-guru lain, serta mengingatkan para Operator Dapodik untuk selalu memantau perkembangan data pada aplikasi Dapodiknya.
Sambutan Kepala Bidang GTK Mujo Sugiyono diakhir dengan berpantun, "Batik Godhong Jati, Luwih Apik ndherek Bapak Bupati. Karena Pak Bupati adalah Pembina Kepegawaian Daerah, sehingga kita harus taat pada Pembina dan harus berpegang teguh pada PP No 94 tahun 2021 tentang Pegawai Negeri Sipil."
Cita-Citakan Generasi Pintar dan Berbudi Luhur
Dalam sambutannya, Bupati Blora Arief Rohman SIP MSi semula menyampaikan keprihatinannya tentang tingginya angka pernikahan dini di Blora.
"Menurut Departemen Agama Kabupaten Blora, pernikahan dini di Kabupaten Blora mencapai angka 500 orang. Lulus SMP sudah menikah, padahal masih dibawah usia 16 tahun. Hanya dikarenakan sudah terlanjur 'ditembung', ketakutan orang tua kalau 'anaknya gak laku', maka akhirnya dinikahkan," tutur Bupati Blora.
"Pasangan semacam ini," lanjut Bupati Blora Haji Arief Rohman, "Dapat menghasilkan anak stunting. Ini bisa menyebabkan angka stunting di Blora naik."
Bupati Blora juga menginginkan agar para Guru dan Tenaga Kependidikan turut Semarakkan Kurikulum Merdeka Belajar di sekolah masing-masing. Bupati juga memberikan ide agar isu sampah untuk dimasukkan sebagai salah satu elemen dalam Kurikulum Merdeka di Kabupaten Blora.
"Agar lingkungan sekolah bersih dari sampah. Dengan begitu akan tercipt sekolah bersih dan nyaman. Jika sekolah sehat, prestasi juga akan meningkat," ujar Bupati Blora.
Selain pelaksanaan Kurikulum Merdeka, Bupati juga menekankan tentang betapa pentingnya Pendidikan Karakter pada Anak. "Peningkatan Pendidikan Karakter dan Agama bagai dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Semuanya akan meningkatkan ahlak anak-anak kita," jelas Gus Arief panggilan akrab Bupati Blora.
Dengan menerapkan pola penyatuan Pendidikan Karakter dan Agama pada sekolah negeri, maka Bupati Blora mengharapkan Sekolah-Sekolah Negeri di Kabupaten Blora tidak kalah saing dengan Sekolah-Sekolah Islam atau Swasta yang terbukti hingga menolak-nolak siswa. Sehingga, tidak ada lagi Sekolah Negeri yang kekurangan siswa dan terpaksa harus ditutup.
Sebagai penutup, Bupati Blora berpesan, "Kita mohon, kepada Bapak Ibu Guru, untuk memperbaiki niat. Menjadi guru diniati untuk ibadah, mengabdikan diri di Bidang Pendidikan. SD dan TK ditambahi dengan ngaji, Sholawat Nariyah dan Ngaji. Semoga dapat menghasilkan generasi yang pinter, sholeh, bisa punya akhlak berbudi luhur." (AGP)
KOMENTAR