Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Tengah ajak para mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) lakukan dialog.
Tren Berita HOAX disinyalir akan kian meningkat jelang Pemilihan Umum dan Pemilu Kepala Daerah 2024. Mengantisipasi hal tersebut, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Tengah ajak para mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) lakukan dialog. Acara dialog dikemas dalam Dialog Opini Publik ambil judul "Bersatu Melawan Hoaks". Di Hotel Lorin Solo, Senin (27/03/2023)
Kepala Dinas Kominfo Jawa Tengah, Riena Retnaningrum sampaikan, jelang tahun politik 2024, banyak terobosan dilakukan para calon dan pendukungnya, guna raih dukungan massa. Termasuk melalu berbagai media. Tren informasi hoaks pun diprediksi makin bertebaran, khususnya melalui media sosial.
Riena Retnaningrum perkirakan, salah satu faktor pendukung penyebaran hoaks di masyarakat adalah rendahnya literasi digital.
"Rendahnya literasi digital membuat seseorang cenderung memercayai informasi tanpa melakukan cek fakta dan verifikasi, serta membagian informasi tanpa tahu kebenarannya," ujar Riena.
Riena mengajak berbagai pihak, mulai dari pemerintah, akademisi, komunitas, dan terutama mahasiswa sebagai agent of change, untuk care, dan kontributif perangi berita hoaks.
"Jadi harus kita pahami, perlunya bersama-sama kita meningkatkan literasi untuk melawan hoaks. Kami menaruh harapan pada Mafindo dan Rahka untuk memberikan sosialisasi terkait isu ini. Kami juga mendorong mahasiswa untuk aktif membantu memberikan informasi yang kredibel, dan memberikan contoh bagaimana melakukan cek informasi dengan benar," jelas Rieana.
Ajak Mahasiswa Turun Jalan Jadi Agen Monitoring Konten
Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Septiaji, paparkan trik hindari hoaks. Yaitu, tingkatkan literasi digital, dan cek fakta dari setiap informasi. Melalui forum itu, Septiaji ajak para mahasiswa, untuk turut berperan, tunjukkan kepedulian, bersama perangi hoaks.
"Menurut saya ini penting ya, saat ini kita menjelang pemilu 2024 ada banyak isu, sehingga kita perlu agen-agen yang membantu kita untuk memonitor konten atau siskamling, dan membuat konten di ruang digital. Jadi nanti seru kalau mahasiswa bisa turun di lapangan, untuk menyisir konten-konten yang beredar di masyarakat," ujar Septiaji.
Sementara itu, mahasiswa Ilmu Komunikasi UNS, Salsabila Ananda mengapresiasi dengan kegiatan yang digelar oleh Diskominfo Jateng. Menurut Salsabila, forum dialog seperti yang digelar di Lorin Hotel tersebut dapat menambah wawasan mahasiswa, terutama dalam mengenali dan mencegah penyebaran hoaks, khususnya menjelang tahun politik 2024. (JTP)