Usulan pendirian Museum Jati di Blora oleh Fadli Zon dan anggota BKSAP disambut baik oleh pemerintah daerah dan masyarakat.
Pada acara Sosialisasi Diplomasi Parlemen BKSAP Day yang diadakan oleh Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI di Bappeda Blora pada Sabtu (26/8/2023), Dr. Fadli Zon, S.S,.M.Sc bersama anggota BKSAP lainnya, Ir. Ahmad Hafisz Tohir dan Putu Supadma Rudana, M.B.A, mengusulkan pendirian Museum Jati di Kabupaten Blora. Mereka terkesan dengan kekayaan budaya dan alam yang dimiliki Blora dan melihat potensi pengembangan budaya daerah ini sebagai peluang untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs).
Fadli Zon mengungkapkan kagumnya terhadap keindahan alam Blora yang masih memiliki banyak pohon jati yang besar serta kerajinan dari akar jati. Ia percaya bahwa potensi budaya dan alam ini dapat dijadikan daya tarik wisata yang dikelola dengan baik, termasuk edukasi tentang jati. Ia mengusulkan pendirian museum terbuka atau open air museum yang akan membantu dalam memelihara budaya dan warisan alam tersebut.
Putu Supadma Rudana, yang juga Ketua Umum Asosiasi Museum Indonesia, sepakat dengan usulan tersebut. Ia menyoroti pentingnya memiliki museum yang mengangkat filosofi kayu jati dan sejarah budaya Blora. Menurutnya, museum ini akan memberikan peluang bagi pengunjung untuk memahami lebih dalam mengenai kebudayaan dan sejarah Blora, bukan hanya mengambil akar dan komoditas jati.
Fadli Zon dan rombongan BKSAP juga terkesan dengan semangat masyarakat Blora yang menampilkan potensi budaya dalam berbagai pementasan kesenian dan karnaval. Mereka merasa bahwa Blora memiliki potensi besar dalam bidang kesenian dan budaya, serta mengapresiasi semangat masyarakat dalam melestarikan kebudayaan.
Kehadiran BKSAP di Blora disambut baik oleh pihak Pemerintah Kabupaten Blora. Bupati Blora, H. Arief Rohman, berharap bahwa kunjungan ini dapat lebih mengenalkan potensi Blora kepada tingkat nasional dan internasional. Para anggota BKSAP juga memberikan apresiasi kepada Bupati dan masyarakat Blora atas semangat dalam menampilkan potensi budaya melalui karnaval.
Putu Supadma Rudana juga menyoroti potensi kebudayaan Blora, khususnya kesenian seperti Barongan dan tari tayub, yang memiliki daya tarik yang dapat dikenal lebih luas. Ia percaya bahwa seni di Blora dapat menjadi magnet untuk mengangkat kembali nama Blora.
Bupati Blora, Arief Rohman, menjelaskan bahwa acara karnaval dan upacara pembangunan bukan hanya euforia semata, tetapi juga sebagai momentum untuk meningkatkan kebersamaan dan semangat nasionalisme. Ia berharap potensi kebudayaan yang dimiliki Blora dapat terus dipromosikan melalui kegiatan seperti karnaval.
Dalam kesimpulannya, usulan pendirian Museum Jati di Blora oleh Fadli Zon dan anggota BKSAP disambut baik oleh pemerintah daerah dan masyarakat. Mereka percaya bahwa pengembangan potensi budaya dan keberlanjutan kebudayaan Blora dapat memberikan manfaat yang besar untuk pembangunan daerah dan meningkatkan daya tarik wisata serta pemahaman terhadap warisan budaya. (*)