Dari beberapa sumber, dan ini bisa dilogika, kirab pusaka keraton itu merupakan upaya pelestarian budaya tradisional Jawa.
Sama halnya kirab pusaka Keraton Jawa seperti Solo Jogja dan mungkin juga Cirebon, Kirab pusaka Kabupaten Blora yang diadakan setiap bulan Desember kurang lebih punya tujuan sama. Tujuan utamanya adalah untuk melestarikan Budaya Jawa, kata Joko Supratno aktivis Blora pada percakapan WA, Jumat (9/6/2023).
"Dari beberapa sumber, dan ini bisa dilogika, kirab pusaka keraton itu merupakan upaya pelestarian budaya tradisional Jawa, dengan cara memperkenalkan tradisi itu kepada generasi muda serta masyarakat luas. Pada acara seperti ini, pusaka-pusaka keraton yang memiliki nilai sejarah, keagamaan, dan budaya dibawa keliling untuk dipamerkan kepada masyarakat," kata Joko Sembung yang disingkat Joksem panggilan akrab Joko Supratno.
Sebagai Media untuk Mempererat Hubungan Pemerintah dengan Masyarakat
"Seperti halnya Kirab pusaka keraton Jawa, kirab pusaka Kabupaten Blora jadi bagian tradisi ritual yang dilakukan secara berkala oleh Pemkab Blora. Bedanya, kalau di Keraton biasa dilakukan untuk memperingati hari-hari besar keagamaan atau peristiwa penting dalam sejarah keraton. Kalau di Blora, hanya pada saat Hari Ulang Tahun Kabupaten Blora saja. Kirab pusaka menjadi momen untuk merayakan dan menghormati warisan budaya," lanjut Joksem.
Masih menurut Joksem, kirab pusaka juga dapat digunakan sebagai media untuk mempererat hubungan antara pemerintah setempat dengan masyarakat sekitar. Dalam acara ini, masyarakat diberi kesempatan untuk melihat secara dekat pusaka-pusaka bersejarah yang biasanya hanya disimpan di dalam keraton atau rumah dinas Bupati. Dari situ diharapkan, kirab pusaka dapat menciptakan rasa kebersamaan dan kebanggaan akan warisan budaya yang dimiliki bersama.
Sebagai Sarana Show of Force Sekaligus untuk Menarik Wisatawan
"Kirab pusaka juga boleh diartikan sebagai show of power, show of force. Tapi, power atau force disini dimaknai yang lebih positif, yaitu pada potensi SDM dan legitimasi pemerintahan. Dalam perjalanan kirab, pusaka-pusaka keraton atau Kabupaten Blora ditampilkan dengan khidmat, diiringi oleh para pejabat yang menjadi public figure. Itu dapat memperkuat citra dan otoritas pemerintahan yang sah di mata masyarakat," ungkap Joksem.
"Dan masyarakat kita kan senang melihat keramaian atau arak-arakan. Seperti halnya kirab pusaka keraton di Jawa, kirab pusaka Kabupaten Blora punya potensi sama untuk menarik wisatawan, terutama wisatawan lokal. Pusaka-pusaka bersejarah yang dipamerkan dan prosesi kirab yang kental dengan nuansa tradisional dapat menjadi daya tarik wisata budaya," pungkas Joko Supratno. (HW)