Bukan hanya sekadar panggung istimewa, acara ini dihiasi oleh kehadiran para tokoh berpengaruh. Anggota DPRD Provinsi Jateng, H. Abu Nafi, dll.
Di bawah cerahnya mentari, terhampar kisah riang tiada terlupa. Hari Ulang Tahun ke-78 Republik Indonesia mengukir jejaknya dengan gemerlap semarak, di tengah ranumnya kawasan Blora, Jawa Tengah. Sabtu yang semarak (12/8/2023) menjelma sebagai titik kilau di mana Komunitas Tembang Kenangan Blora menggelar panggung kebangsaan.
Dengan gagahnya, para hadirin merengkuh merah putih sebagai jubah suci. Mereka tampil memukau, seolah-olah melukis sejarah dalam setiap langkahnya, di atas panggung yang terhias kemolekan jiwa di pelukan Taman Sarbini Blora. Dan dari sana, sorot mata yang bersinar, bersamaan dengan alunan melodi, membawa kita mengembara melintasi ruang dan waktu.
Tidak hanya sekadar menyanyikan lirik, namun juga jiwa dan semangat perjuangan tercermin dalam setiap nada. Mereka para paska dewasa, adalah penjaga api suci, membawakan lagu perjuangan dan menghidupkan lagi kenangan indah yang terukir dalam dawai waktu. Setiap nada adalah cerminan perjalanan panjang menuju kemerdekaan dan cinta tanah air.
Ketua Komunitas Tembang Kenangan Blora, sosok yang memancarkan cahaya dan semangat, Endang Setyowati, menyuarakan pesan dengan hati yang tulus, "Acara ini adalah bentuk penghormatan dan cinta kepada Republik Indonesia yang ke-78. Di atas panggung ini, terdapat serangkaian kelompok yang dengan gagah berani tampil membawa dua lagu yang sarat makna, lagu perjuangan dan lagu kenangan. Dan mari kita saksikan dengan hati yang terbuka, ada 13 kelompok dengan total 112 anggota yang hendak berlaga."
Momen ini bukan sekadar pagelaran, tetapi panggilan untuk menghidupkan kembali api semangat dalam relung-relung hati generasi muda. Dalam alunan merdu, pesan tersembunyi tersirat, mengajak para generasi penerus untuk mencintai tanah air, bangsa dan Negara. Ada hikmah yang tersimpan dalam setiap kata dan nadanya, mengingatkan kita bahwa kita adalah bagian tak terpisahkan dari NKRI.
Kehadiran kaum purna dewasa di tengah-tengah kita adalah tanda nyata kasih sayang kepada warisan budaya. Mereka menjaga dengan penuh cinta, akan lagu-lagu asli Indonesia, mengenang masa-masa indah yang mungkin terlewatkan. Dalam sorot mata mereka, kita melihat sepotong sejarah hidup yang dipersembahkan kepada generasi muda. Mereka adalah mata rantai yang menghubungkan masa lalu, kini, dan masa depan.
Tak terasa, suasana yang memukau menjadi panggung penuh dengan canda dan tawa. Adi Purwanto, mantan pejabat Pemkab Blora dan penyanyi berbakat, menyuarakan perasaannya, "Momen ini adalah waktu yang tepat untuk merayakan HUT RI yang ke-78. Peserta, dengan suara lantang, menyanyikan lagu-lagu perjuangan, menciptakan momen yang begitu sempurna. Selamat kepada panitia yang berhasil menghadirkan perayaan luar biasa ini."
Lalu, suara angin membawa bisikan ke generasi muda, sebuah pesan yang menerjang dalam riuhnya suasana, "Ini adalah warisanmu juga, generasi milenial. Semarak merah putih ini adalah kepunyaanmu, karena dalam senandung ini terikat kenangan, cinta, dan semangat yang akan terus berkobar."
Bukan hanya sekadar panggung istimewa, acara ini dihiasi oleh kehadiran para tokoh berpengaruh. Anggota DPRD Provinsi Jateng, H. Abu Nafi, Plt. Kepala Dinporabudpar Blora Iwan Setiyarso, dan Kabid Kebudayaan Dinporabudpar Setyo Pujiono, turut meramaikan suasana dengan keramahan dan kehangatan.
Saat Blora merayakan HUT RI dibawah atap langit biru cerah, Komunitas Tembang Kenangan Blora menghadirkan sebait cerita yang takkan pudar. Dengan sorot mata dan langkah yang riang, Endang Setyowati, dibawah kebulatan suara, dia diangkat sebagai Presiden Komunitas Tembang Kenangan Kabupaten Blora, semakin memperkukuh ikatan generasi dan semarak cinta tanah air Indonesia.
Mungkin ini adalah momen yang mengajarkan kita, dalam harmoni lagu dan kerinduan, bahwa kita adalah bagian tak tergantikan dari kisah besar Republik Indonesia. Seiring dengan semangat merah putih, kita melangkah bersama menuju masa depan, mengukir jejak sejarah dalam kebersamaan dan cinta. (AW)