Dr. Hasto Kristiyanto menyampaikan kekhawatirannya terhadap masalah stunting yang menghantui Blora.
Dokter Hasto Wardoyo, Sp.OG Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), mengungkapkan keprihatinannya terhadap masalah stunting selama kunjungannya ke Blora, Jawa Tengah, di Stadion Kridosono. Beliau menghadiri sebuah acara yang fokus pada senam kebangsaan bersama para perempuan Blora pada hari Minggu, (10/9/2023).
Hasto Wardoyo menyampaikan kekhawatirannya terhadap masalah stunting yang menghantui Blora. Beliau menyatakan, "Harapan kami untuk Blora di Jawa Tengah adalah menurunkan tingkat stunting menjadi 17% pada akhir tahun 2022, namun sayangnya, saat ini masih berada pada 20%. Kami aktif menargetkan wilayah-wilayah tertentu dengan tingkat stunting yang lebih tinggi, memberikan dukungan komprehensif untuk memastikan penurunan yang signifikan. Ini termasuk edukasi tentang nutrisi dan distribusi makanan."
Selama kunjungannya, beliau membahas alokasi keuangan penting yang bertujuan untuk mengatasi stunting di daerah tersebut. Beliau berkomunikasi dengan Bupati untuk memastikan penggunaan efisien alokasi 12 miliar rupiah dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKBN). Alokasi ini mencakup tidak hanya pembelian makanan tetapi juga layanan non-KB dan biaya Tim Pendamping Keluarga. Hasto Wardoyo mengungkapkan harapannya agar dana ini digunakan dengan baik, dengan harapan akhirnya menghasilkan penurunan yang cepat dalam tingkat stunting.
Beliau menekankan pentingnya memaksimalkan penggunaan Dana Desa dan mendorong perluasan Program Keluarga Harapan (PKH), dengan fokus pada penyediaan dukungan nutrisi tambahan untuk ibu hamil dan balita. Hasto Wardoyo menegaskan perlunya upaya bersama di Blora, yang saat ini memiliki tingkat stunting di atas 20%, dengan target untuk menurunkannya di bawah 20% dan akhirnya hingga 17%.
Tentang program "Sedekah Telur" Pemerintah Kabupaten Blora yang diadakan setiap Jumat, Hasto Wardoyo meresponsnya dengan positif, mengatakan, "Ini adalah inisiatif yang sangat baik. Mendonasikan telur adalah tindakan mulia, tetapi sebaiknya berkelanjutan, minimal selama tiga bulan. Sangat menggembirakan melihat bahwa Tribun telah menggerakkan dukungan untuk program 'Bapak Asuh Stunting', bahkan sumbangan terkecil, seperti dua telur, dapat memberikan dampak yang signifikan. Jika kita menghitungnya, memberikan dua telur per hari untuk satu anak mungkin terlihat minim, tetapi selama enam bulan, ini berarti peningkatan gizi yang substansial."
Kunjungan Hasto Wardoyo ke Blora menggarisbawahi komitmen pemerintah dan organisasi lokal untuk mengatasi masalah kritis stunting, berusaha meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Upaya kolaboratif, alokasi sumber daya yang efisien, dan dukungan masyarakat yang berkelanjutan adalah faktor kunci dalam perjuangan melawan stunting di Blora.