Kegiatan politik seringkali diidentikkan dengan perdebatan, strategi, dan pertarungan kepentingan. Namun, pada Rabu malam tanggal 7 Februari...
Kegiatan politik seringkali diidentikkan dengan perdebatan, strategi, dan pertarungan kepentingan. Namun, pada Rabu malam tanggal 7 Februari 2024, suasana berbeda terasa di lapangan Garuda Doplang. Sekitar sepuluh ribu kader dan simpatisan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) berkumpul untuk bersama-sama bersholawat. Acara ini menjadi momen langka di mana politik dan spiritualitas bertemu dalam satu wadah yang harmonis.
Gus Ali Gondrong, figur terkenal di kalangan "Jamaah Mafia Sholawat", hadir sebagai pengasuh acara tersebut. Dalam suasana yang penuh kekhusyukan, mereka tidak hanya memanjatkan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW, tetapi juga mendapatkan pencerahan spiritual dari Gus Ali Gondrong. Hal ini menunjukkan bahwa politik tidak selalu harus terpisah dari nilai-nilai agama, melainkan dapat menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.
Selain merenungkan keagungan Tuhan, para kader dan simpatisan PDI-P juga menyatukan tekad mereka untuk mendukung Pasangan Ganjar - Mahfud pada Pemilu yang akan datang. Dalam doa-doa mereka, mereka berharap agar pasangan ini memenangkan pertarungan politik dengan baik. Ketua Relawan SiapGan, Farid Ardika Dasum, menjelaskan pentingnya doa dalam setiap langkah politik. Baginya, usaha tanpa doa tidak akan membuahkan hasil yang maksimal, karena segala sesuatu bergantung pada izin dari Allah.
Acara sholawat bersama juga dianggap memiliki nilai tambah dalam konteks politik. Selain mempererat tali silaturahmi di antara kader, acara semacam ini juga memberikan semangat baru bagi mereka untuk selalu ingat kepada Tuhan dan berusaha berbuat baik kepada sesama manusia. Hal ini sejalan dengan semangat kebersamaan dan solidaritas yang diusung oleh PDI-P, di mana politik bukan hanya tentang kekuasaan, tetapi juga tentang pelayanan kepada masyarakat.
Tidak hanya dihadiri oleh para kader, acara tersebut juga dihadiri oleh beberapa politisi PDI-P lainnya. Semua sepakat bahwa kegiatan ini memberikan dampak positif bagi semangat perjuangan politik mereka. Salah satu peserta, Eko, merasa tenang dan mendapatkan semangat baru dari acara tersebut. Baginya, kegiatan semacam ini memberikan kesempatan untuk merenung dan memperkuat keyakinannya.
Sementara itu, Arif, peserta lainnya, menyambut acara tersebut dengan antusiasme. Baginya, jarang sekali ada acara politik yang dikemas dengan kegiatan spiritual seperti sholawatan. Ini membuktikan bahwa politik juga dapat menjadi sarana untuk meningkatkan kebersamaan dan kepedulian antar sesama.
Namun demikian, ada juga yang mengkritik kegiatan ini sebagai bentuk instrumentalisasi agama dalam politik. Mereka berpendapat bahwa kegiatan politik seharusnya berdiri di atas dasar rasionalitas dan kepentingan publik, bukan di atas landasan agama tertentu. Namun, pandangan ini tidak sepenuhnya dapat meniadakan pentingnya dimensi spiritual dalam kehidupan politik, terutama di negara dengan mayoritas penduduk yang religius seperti Indonesia.
Acara "Jamaah Mafia Sholawat Dukung Perjuangan SiapGan" menjadi representasi dari bagaimana politik dan spiritualitas dapat bersatu dalam satu wadah yang harmonis. Di tengah dinamika politik yang kompleks, kegiatan semacam ini menjadi pengingat bahwa pada akhirnya, kebaikan dan kesuksesan dalam perjuangan politik tidak hanya bergantung pada strategi dan kekuatan manusia, tetapi juga pada ridha dan keberkahan dari Sang Pencipta.