Tahun 2024 menjadi tahun penuh tantangan bagi para petani di Kabupaten Blora. Curah hujan yang tidak menentu telah meningkatkan risiko gagal...
Tahun 2024 menjadi tahun penuh tantangan bagi para petani di Kabupaten Blora. Curah hujan yang tidak menentu telah meningkatkan risiko gagal panen, terutama bagi para petani tadah hujan. Situasi ini memicu inisiatif dari Wakil Ketua DPRD Blora, Siswanto, S.Pd., M.H., yang melihat peluang bagi generasi milenial untuk terjun ke dunia pertanian dan membawa perubahan positif.
Tantangan Pertanian di Blora
Sebanyak 30% dari PDRB Blora berasal dari sektor pertanian, dan 40% penduduknya bekerja sebagai petani. Namun, curah hujan yang tidak bisa diprediksi menyebabkan potensi gagal panen yang tinggi. Petani yang sudah menanam padi dua bulan lalu kini menghadapi risiko besar akibat hujan yang baru saja turun seminggu yang lalu.
Ajakan untuk Generasi Milenial
Dalam wawancara di Gedung DPRD Blora pada Kamis (20/06/2024), Siswanto mengungkapkan pentingnya keterlibatan generasi milenial dalam sektor pertanian. Menurutnya, pertanian masa kini membutuhkan pendekatan yang lebih cerdas dan inovatif, tidak lagi bergantung pada metode konvensional. Milenial diharapkan bisa membawa pemikiran konstruktif dan terbuka, serta memanfaatkan teknologi informasi untuk menentukan jenis tanaman yang sesuai dengan kondisi topografi lahan mereka.
Memanfaatkan Teknologi dan Inovasi
Siswanto menjelaskan, teknologi informasi dapat membantu petani milenial dalam memilih tanaman yang tepat untuk ditanam. Contohnya, lahan berkontur datar yang cukup air cocok untuk tanaman padi atau jagung, sementara lahan dengan kondisi air terbatas lebih cocok untuk tanaman tebu. Lahan dengan keasaman dan ketinggian tertentu bisa digunakan untuk tanaman perkebunan lainnya.
Kerja Sama dan Kolaborasi
Pemikiran inklusif dan keterbukaan milenial diharapkan dapat mempercepat transformasi pertanian di Kabupaten Blora. Sikap kritis dan kolaboratif mereka bisa membangun sinergi yang baik antara berbagai pihak, termasuk Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan Koperasi dan UMKM, serta Perbankan.
Siswanto yakin bahwa kolaborasi antara petani milenial, pemerintah daerah, dan perbankan akan menghasilkan hubungan simbiosis yang saling menguntungkan. Petani akan mendapatkan bimbingan dari Dinas Pertanian mulai dari pemilihan tanaman, perawatan, hingga perlakuan pasca panen. Dari Dindagkop UMKM, mereka akan memperoleh bimbingan pemasaran, sementara perbankan menyediakan skema pembiayaan yang meringankan.