Kapolres Blora AKBP Wawan Andi Susanto ungkap kronologi ledakan sumur minyak ilegal di Bogorejo. Tiga tewas, dua luka, polisi selidiki penyebab.
Ledakan sumur minyak ilegal kembali menggemparkan Blora. Kali ini peristiwa tragis terjadi di Dukuh Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo. Insiden yang berlangsung Minggu (17/8/2025) lalu itu menelan korban jiwa dan menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban maupun warga sekitar.
Kapolres Blora, AKBP Wawan Andi Susanto, S.H., S.I.K., M.H., saat dikonfirmasi wartawan via pesan WhatsApp pada Kamis sore (21/8/2025) membeberkan langkah-langkah penanganan kasus tersebut.
Jumlah Korban 3 Tewas, 2 Luka
Dalam keterangan resminya, Kapolres menyampaikan bahwa korban jiwa mencapai 3 orang meninggal dunia dan 2 orang mengalami luka-luka akibat ledakan dan kebakaran hebat yang melanda sumur minyak ilegal tersebut.
“Korban meninggal sebanyak 3 orang, kemudian luka-luka sebanyak 2 orang,” tegas Kapolres.
Penyebab Masih Diselidiki
Hingga kini, polisi masih mendalami penyebab utama kecelakaan maut itu.
“Untuk penyebab terjadinya kecelakaan masih dalam tahap penyelidikan Satreskrim Polres Blora dan Labfor Polda Jateng,” jelas AKBP Wawan.
Tim Labfor Polda Jateng telah diterjunkan ke lokasi guna memastikan faktor teknis maupun kelalaian yang memicu ledakan.
Langkah Kepolisian dan Penegakan Hukum
Polres Blora menegaskan tidak tinggal diam. Pemeriksaan saksi, pengumpulan barang bukti, serta identifikasi pihak-pihak yang terlibat kini terus berjalan.
“Sementara kami masih memeriksa saksi-saksi, mengumpulkan barang bukti, dan mendatangkan Tim Labfor Polda Jateng untuk mengusut tuntas kecelakaan kebakaran sumur minyak Bogorejo,” ungkap Kapolres.
Soal dalang penambangan ilegal, polisi memastikan akan mengungkapnya.
“Pastinya melalui penyelidikan yang intensif kami akan mengetahui siapa yang bertanggung jawab atas kejadian ini,” imbuhnya.
Upaya Pencegahan dan Kolaborasi Instansi
Belajar dari tragedi ini, Polres Blora menggandeng Pemkab Blora, BPBD, Damkar, Pertamina, hingga SKK Migas. Kolaborasi lintas instansi diperlukan agar tidak ada lagi korban sia-sia akibat tambang minyak ilegal.
“Kami berkordinasi dengan Pemda dan dinas terkait untuk membuat regulasi terkait penambangan sumur rakyat yang sesuai dengan standar keselamatan, keamanan, dan lingkungan,” kata Kapolres.
Selain itu, polisi bersama tim gabungan juga mendirikan pos siaga 24 jam di sekitar lokasi rawan penambangan ilegal.
Dampak Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan
Ledakan ini tidak hanya merenggut nyawa, tetapi juga menimbulkan kerugian sosial dan ekologis.
“Kejadian ini tentunya menimbulkan dampak baik secara psikologis, ekonomi maupun dampak lingkungan yang menjadi tercemar,” ucap Kapolres Blora.
Masyarakat sekitar kini hidup dalam kecemasan, sementara kerugian materiil masih terus didata.
Harapan ke Depan
Polres Blora menegaskan bahwa pihaknya siap bersinergi dengan Kementerian ESDM, Pertamina, dan SKK Migas untuk menerapkan standar keselamatan yang lebih ketat. Harapannya, praktik penambangan minyak rakyat bisa berjalan legal, aman, dan tidak lagi memakan korban.
“Kami dari kepolisian pasti berkolaborasi dengan Pemda menggandeng kementerian ESDM, Pertamina, SKK Migas untuk menerapkan sistem standar keamanan keselamatan dalam penanganan penambangan sumur minyak di Kabupaten Blora,” tutup AKBP Wawan Andi Susanto.
Konteks Historis, Luka Lama yang Terulang
Blora sejatinya punya sejarah panjang soal minyak. Dari era kolonial Belanda, daerah ini sudah dikenal kaya sumur tua. Namun, berkah sumber daya ini sering berubah jadi petaka karena dikelola tanpa standar keselamatan. Peristiwa di Bogorejo hanya menambah daftar panjang tragedi akibat tambang ilegal yang sering kali dibiarkan berjalan.