Dalam waktu kurang dari dua hari, Tim Resmob Polres Blora membekuk pelaku curanmor di Cepu yang ternyata karyawan sendiri. Pelaku ditangkap di Wonogir
Cepu tak pernah benar-benar sunyi. Di antara deru kendaraan yang berpapasan di Jalan Ronggolawe, ada cerita tentang kepercayaan yang dikhianati—dan tentang aparat yang tak pernah lelah menegakkan rasa aman. Hanya dalam dua hari, Tim Resmob Polres Blora membuktikan bahwa kecepatan bisa menjadi bentuk kasih sayang terhadap keadilan.
Raib dan Ketemunya Agya Putih Surya Indah Motor
Pada awal Oktober 2025, saat dini hari menutup langit Cepu dengan diamnya yang rapat, satu unit mobil Toyota Agya putih menghilang dari halaman Toyota Surya Indah Motor, Jalan Ronggolawe Nomor 1. Tak ada suara, tak ada teriakan. Hanya jejak yang samar di CCTV dan laci meja kasir yang kosong.
Mobil itu bukan sekadar kendaraan; ia adalah hasil kerja keras seorang anak muda bernama Galang Nova Elbasyar, karyawan yang sedang meniti karier. Hari itu, Rabu, 1 Oktober, ia meninggalkan mobilnya di kantor dengan keyakinan bahwa malam akan baik-baik saja. Tapi esok paginya, keyakinan itu lenyap—bersama mobil, uang, dan telepon genggamnya.
Laporan pun dibuat. Polres Blora bergerak. Tak menunggu lama, IPDA Iwan Nugroho, kepala Tim Resmob, langsung meluncur. Polsek Cepu bergabung. Di bawah komando pagi yang sibuk, mereka menelusuri rekaman CCTV, mengumpulkan serpihan cerita, dan menemukan satu nama, TW (inisial), karyawan sendiri.
“Kami tahu sejak awal, pelaku bukan orang luar. Cara dia masuk, waktu yang dia pilih—semuanya terlalu halus untuk orang asing,” ujar IPDA Iwan dengan tenang, ketika ditemui usai operasi.
Pengejaran dimulai. Dari Blora menuju Wonogiri, melewati jalan berliku antara Pracimantoro dan Eromoko, tim Resmob mengejar bayangan yang pernah disebut rekan kerja. Hingga akhirnya, pada Jumat siang, 3 Oktober 2025, TW dapat dibekuk di Desa Sawahan, Pracimantoro, Wonogiri.
Saat ditangkap, ia masih membawa hasil perbuatannya, berupa :
-
Satu unit Toyota Agya putih, platnya diubah dengan spidol hitam, seolah warna tinta bisa menghapus kesalahan.
-
Satu ponsel Redmi Android One milik korban, yang diam dalam kantong tapi menyimpan bukti digital.
-
Dan uang tunai tujuh juta rupiah, sisa dari apa yang pernah diambilnya di Cepu.
“Semua barang bukti langsung kami amankan. Tak ada perlawanan,” tutur IPDA Iwan. “Sekarang, kami tinggal memastikan hukum berjalan sebagaimana mestinya.”
Kerugian korban diperkirakan mencapai seratus juta rupiah. Tapi yang lebih berat dari itu adalah kehilangan rasa percaya antar manusia—sebuah luka sosial yang hanya bisa sembuh dengan ketegasan hukum dan kehadiran aparat.
Makna Kehadiran Polres Blora
Di tengah modernisasi Cepu—kota minyak, kota yang sibuk menatap masa depan—masih ada ruang untuk kejahatan yang lahir dari pengkhianatan kecil. Namun di sanalah makna kehadiran Polres Blora terasa nyata. Mereka tidak hanya menjaga hukum, tapi juga menjaga rasa tenteram yang kadang tak terlihat, tapi selalu dirindukan.
Kinerja cepat Resmob kali ini bukan sekadar pencapaian statistik. Ia adalah pesan bahwa keamanan di Blora tak sekadar janji, melainkan kerja panjang antara nurani dan disiplin. Dalam waktu kurang dari 48 jam, pelaku ditangkap, barang bukti disita, dan nama Cepu kembali bersih dari bayang-bayang curanmor.
Polres Blora Hadir, Berbuat, Bermanfaat
Ketika malam kembali turun di atas Cepu, para petugas mungkin sudah beristirahat. Tapi hasil kerja mereka masih bergaung, bahwa kejahatan mungkin selalu mencoba, tapi aparat yang jujur dan cepat akan selalu menemukan jalannya.
POLRES BLORA HEBAT — Hadir, Berbuat, dan Bermanfaat.