Desa Giyanti Blora rayakan pembangunan jalan cor dengan makan bersama dan senam Minggu pagi di atas beton baru yang mengering.
Sore di Desa Giyanti, jalan yang biasanya sekadar jalur transportasi kini menjelma ruang kebersamaan. Pemerintah Kabupaten Blora tengah membangun peningkatan jalan dari batas pemukiman Giyanti hingga Brabowan, bahkan direncanakan tembus ke Biting. Meski harus memutar jauh ke Kasiman atau Ledok, warga tidak mengeluh. Mereka sadar, kesulitan ini hanya sementara.
Makan Bersama di Atas Jalan Baru
Ketika cor mulai kering, emak-emak spontan menggelar acara makan bersama di atas jalan baru dengan latar persawahan terbuka. Tidak ada panitia, tidak ada aba-aba. Ada yang bawa nasi, ada sayur, lauk-pauk, hingga buah untuk rujakan.
“Mumpung belum dibuka dan dilalui kendaraan,” celetuk seorang emak sambil tertawa.
Rasa Memiliki dan Kesadaran Menjaga
Yang menarik, warga tidak hanya menikmati, tapi juga menjaga. Ketika ada yang nekat melintas di atas lantai dasar cor basah, langsung ditegur. Ucapan sederhana seperti “Lha wong dibangunkan jalan pemerintah kok tidak dijaga” menyiratkan kesadaran mendala, jalan ini adalah aset negeri yang layak dirawat bersama.
Senam Pagi, Harmoni Bumi dan Manusia
Minggu pagi (21/09/2025), jalan cor kembali jadi panggung, kali ini untuk senam bersama. Emak-emak bergerak serentak, musik mengalun, sawah di kanan kiri seakan ikut menari. Ada keindahan alami yang lahir dari pertemuan antara bumi, beton, dan manusia yang merayakan pembangunan dengan tubuh dan tawa.
Jalan Negeri, Jalan Bersama
Dari makan bersama hingga senam pagi, warga Giyanti menunjukkan bahwa pembangunan tak sebatas soal cor, aspal, atau anggaran. Jalan cor sangat bermakna ketika warga merasa ikut memiliki, ikut menjaga, dan ikut merawat. Jalan itu memang tercatat sebagai milik kabupaten, tapi di hati warga, ia adalah milik bersama.