Polres Blora memusnahkan ribuan botol miras hasil KRYD sebagai langkah preventif menciptakan suasana kondusif menjelang perayaan Tahun Baru 2026.
Matahari Blora menyengat pelataran, namun udara terasa lebih tajam oleh aroma fermentasi yang menyeruak ke angkasa. Di bawah langit yang membentang di atas Kabupaten Blora, ribuan botol kaca berbagai rupa berdiri seperti barisan prajurit yang kalah perang. Itu semua adalah "barang bukti"—sebutan hukum bagi cairan-cairan yang dianggap sebagai pemicu gaduh di tengah masyarakat.
Menjelang hiruk-pikuk pergantian tahun 2026, Polres Blora memilih sebuah cara yang lugas untuk bicara tentang ketenangan: menghancurkan sumber kekacauan. Lewat Kegiatan Rutin yang Ditingkatkan (KRYD), petugas telah mengumpulkan sisa-sisa malam yang liar dari sudut-sudut Sambong hingga Jati, dari Kedungtuban hingga Randublatung.
Suara gemeretak kaca yang pecah di bawah alat berat bukan sekadar bunyi penghancuran. Bagi Kapolres Blora, itu adalah bunyi komitmen. "Tujuannya adalah memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat Blora," tegasnya di tengah riuh pemusnahan. Ia memandang cairan-cairan yang mengalir ke selokan itu bukan hanya sebagai limbah, melainkan sebagai potensi kriminalitas yang berhasil diredam sebelum sempat meledak di malam hari raya.
Langkah ini adalah perpaduan antara ketegasan hukum (represif) dan kasih sayang kepada warga (preventif). Blora, dengan kekayaan hutan jatinya yang tenang, tidak ingin diracuni oleh peredaran miras ilegal yang seringkali menjadi sumbu pendek bagi pertikaian pemuda atau kecelakaan di jalanan.
Polres Blora tidak sedang bekerja sendirian di atas panggung ini. Ada ajakan yang tulus bagi seluruh elemen masyarakat—dari tokoh agama hingga pemuda di pelosok desa—untuk menjaga lingkungan masing-masing. Di balik seremoni pemusnahan ini, terselip sebuah pesan moral yang kuat: bahwa kedamaian Natal dan sukacita Tahun Baru di Blora tidak butuh stimulan dari botol-botol ilegal. Ia hanya butuh kepedulian dan rasa saling menjaga di antara sesama warga.
Kini, aroma alkohol itu perlahan memuap, hilang disapu angin. Yang tersisa hanya harapan agar situasi kamtibmas di Bumi Mustika tetap terjaga, sekokoh akar jati, sedamai doa-doa di malam Tahun Baru.



