Momen khidmat pengucapan sumpah PAW Anggota DPRD Blora, Nyoto Adi Sucipto, menggantikan Munatin di penghujung tahun 2025.
BLORA – Di saat kalender 2025 hampir menutup lembar terakhirnya, sebuah lembaran baru justru terbuka di ruang sidang utama DPRD Kabupaten Blora. Rabu pagi (31/12), aroma khidmat menyeruak di antara barisan kursi kayu jati yang kokoh. Hari itu bukan sekadar rapat paripurna biasa; hari itu adalah tentang estafet amanah yang berpindah tangan.
Nyoto Adi Sucipto berdiri tegak. Di bawah saksi langit Blora dan sumpah yang menggema, ia resmi dilantik sebagai Anggota Pengganti Antar Waktu (PAW) DPRD Blora sisa masa jabatan 2024–2029. Ia hadir menggantikan Munatin, kolega separtainya dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang memilih untuk menanggalkan jabatannya.
Ritual Demokrasi yang Tertib
Proses ini bukanlah sebuah kejutan instan, melainkan buah dari mekanisme administratif yang panjang. Ketua DPRD Blora, Mustopa, S.Pd.I., menjelaskan bahwa transisi ini bermula dari surat pengunduran diri Munatin yang kemudian direspon cepat oleh DPD PKS. Setelah verifikasi ketat oleh KPU Kabupaten Blora, nama Nyoto Adi Sucipto muncul sebagai ahli waris kursi tersebut.
"Selamat bergabung dan menjalankan tugas," ujar Mustopa dengan nada mantap namun hangat. Baginya, kehadiran Nyoto bukan sekadar pengisi kursi kosong, melainkan suntikan energi baru bagi fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan di Bumi Mustika.
Sinergi dalam Kebersamaan
Di sudut ruangan, Bupati Blora, Dr. H. Arief Rohman, S.IP., M.Si., mengamati prosesi tersebut dengan saksama. Baginya, setiap pergantian di gedung legislatif adalah harapan baru bagi eksekutif. Dalam sambutannya, Bupati Arief menekankan pentingnya sinergi. Di tengah tantangan pembangunan Blora yang kian kompleks, keselarasan antara pendopo Kabupaten Blora dan gedung rakyat adalah kuncinya.
Nyoto kini tak punya banyak waktu untuk sekadar bersantai merayakan tahun baru. Tugas besar menantinya: beradaptasi dengan ritme kerja parlemen yang cepat dan memastikan suara rakyat—dari pelosok Kedungtuban hingga hiruk-pikuk pasar Cepu—terdengar hingga ke meja-meja kebijakan.
Ketukan palu sidang hari itu tak hanya menandai berakhirnya rapat, tapi juga menandai dimulainya perjalanan pengabdian seorang Nyoto Adi Sucipto bagi masyarakat Blora.


