Kapolres Blora ajak warga bijak di era digital: melapor ke Call Center 110 lebih berarti daripada membuat kasus viral tanpa arah
Di Era Serba Cepat, Akurasi Harus Didahulukan dari Sensasi
Media sosial hari ini bisa mengubah satu peristiwa kecil jadi sorotan besar dalam hitungan menit.
Namun sering kali, bukan keadilan yang muncul — melainkan salah paham.
Di sinilah Kapolres Blora AKBP Wawan Andi Susanto, S.H., S.I.K., M.H. mengingatkan pentingnya keseimbangan antara kebebasan berekspresi dan tanggung jawab sosial.
“Kami menghargai setiap kepedulian warga. Tapi setiap informasi harus disampaikan lewat jalur yang benar. Karena kecepatan tidak boleh mengalahkan ketepatan,” tegasnya.
Melapor Itu Bukti Peduli, Bukan Takut
Ketika warga menemukan kejadian mencurigakan atau tindak kejahatan, langkah pertama yang seharusnya dilakukan bukan merekam dan membagikannya ke media sosial, melainkan melapor ke Call Center 110 — layanan kepolisian nasional yang gratis dan dijalankan oleh petugas manusia, bukan robot.
Layanan ini memungkinkan laporan diteruskan langsung ke satuan terdekat, termasuk Resmob Polres Blora, yang akan turun ke lapangan bila situasinya darurat.
Dengan begitu, warga terlibat aktif dalam sistem keamanan yang nyata, bukan sekadar jadi penonton di layar ponsel.
Resmob Blora, Garda Cepat di Dunia Nyata
Di balik ketenangan Blora, Resmob Satreskrim Polres Blora terus bekerja tanpa banyak kata.
Mereka adalah unit cepat tanggap yang menindak setiap laporan yang masuk, dari pencurian kendaraan bermotor hingga tindak kekerasan sosial.
Dalam banyak kasus, keberhasilan Resmob tidak hanya karena ketangguhan aparat, tapi juga karena laporan masyarakat yang cepat dan akurat.
Itulah sebabnya, Polres Blora menekankan pentingnya partisipasi warga untuk melapor, bukan hanya memviralkan; bekerja sama, bukan saling curiga.
Literasi Digital sebagai Benteng Moral Baru
Etika digital sejatinya bukan urusan teknologi, tapi refleksi dari akhlak sosial.
Bangsa yang santun di dunia nyata, seharusnya juga santun di ruang maya.
Kapolres Blora dalam berbagai kesempatan menegaskan bahwa dunia digital jangan sampai jadi sumber kegaduhan.
“Informasi itu harusnya mencerahkan, bukan memecah. Kalau kita semua belajar menahan diri sebelum menyebar, maka hukum dan keadilan akan bekerja lebih cepat,” ujarnya.
Menjaga Blora dari Dua Dunia — Nyata dan Digital
Keamanan hari ini tak lagi cukup hanya dengan ronda malam.
Sekarang, kewaspadaan digital juga jadi bagian dari tanggung jawab bersama.
Warga yang bijak tahu kapan harus merekam, kapan harus berhenti, dan kapan harus menelepon 110.
Sementara aparat seperti Resmob Polres Blora akan selalu siap siaga menindak lanjut.
Dan pada akhirnya, ketenangan Blora bukan semata hasil patroli polisi, tapi hasil dari keadaban sosial yang tumbuh di hati warganya sendiri.

