Resmob Polres Blora bukan sekadar penegak hukum. Mereka adalah penjaga ketenangan warga yang bekerja cepat, senyap, dan penuh dedikasi.
Di Balik Seragam Coklat, Ada Semangat Tak Pernah Padam
Setiap malam di Blora, ketika sebagian besar warga sudah terlelap, ada tim kecil yang tetap menyalakan mesin kendaraan dinas dan berkeliling menyusuri jalan gelap di Jepon, Sambong, hingga perbatasan Randublatung.
Mereka bukan sekadar patroli. Mereka adalah Unit Resmob Satreskrim Polres Blora — barisan polisi pilihan di bawah Komando Ipda Iwan Nugroho yang menjadi ujung tombak dalam mengungkap kejahatan jalanan, terutama kasus pencurian kendaraan bermotor dan kejahatan konvensional lainnya.
Dalam dua bulan terakhir, tim ini mencatat rekor luar biasa, 24 TKP berhasil direspons dan ditangani dengan cepat. Dari kasus curanmor hingga penganiayaan, Resmob selalu hadir lebih cepat dari dugaan siapa pun.
Dipimpin Perwira yang Tegas dan Humanis
Di bawah komando AKP Zaenul Arifin, S.H., M.H., Resmob Blora tumbuh jadi satuan yang disegani. Ketegasannya berpadu dengan pendekatan humanis yang membuat para anggota bergerak bukan karena perintah, melainkan karena kesadaran moral menjaga warga berarti menjaga nama baik Blora.
“Kami tak akan memberi ruang bagi para pelaku kejahatan untuk beraksi di Blora. Jangan main-main di wilayah hukum Polres Blora — kita akan kejar sampai ke mana pun,” ujar Kasat Reskrim dengan nada yang sudah jadi semacam semboyan tim.
Di balik suara tegas itu, ada strategi yang matang. Koordinasi antaranggota, olah TKP yang presisi, dan kecepatan intelijen lapangan menjadi ciri khas tim ini.
Aksi Senyap, Hasil Nyata
Kasus di Desa Semanggi, Kecamatan Jepon, jadi bukti nyata. Dalam waktu kurang dari 48 jam, Resmob berhasil menangkap dua pelaku curanmor dan satu penadah. Dari pengembangan kasus itu, terbongkar jaringan curanmor lintas kecamatan yang selama ini meresahkan warga.
Salah satu anggota Resmob yang enggan disebut namanya bercerita, “Kadang kami tidur cuma dua jam. Tapi begitu laporan masuk, langsung tancap gas. Karena setiap menit bisa menentukan nasib warga.”
Mereka terbiasa menyusuri gang-gang kecil dengan kendaraan tanpa sirine, bergerak dalam sunyi tapi selalu dengan perhitungan matang. Dalam diam, mereka menjaga banyak keluarga dari kehilangan.
Tiada Sebatas Menangkap, Tapi Mengembalikan Rasa Aman
Setiap pengungkapan kasus bukan hanya soal barang bukti atau penangkapan pelaku, tapi juga soal mengembalikan rasa tenang bagi masyarakat.
Ketika motor warga yang hilang akhirnya kembali, atau pelaku penganiayaan berhasil ditangkap, itu bukan sekadar keberhasilan hukum — itu pemulihan kepercayaan publik terhadap negara.
Bagi AKP Zaenul Arifin, hasil itu jauh lebih berharga daripada penghargaan formal. “Kalau warga bisa tidur nyenyak lagi, itu sudah cukup bagi kami,” katanya singkat namun bermakna.
Blora yang Aman, Blora yang Bermartabat
Dalam dua bulan terakhir, 24 TKP bukan sekadar angka pencapaian, tapi bukti dari kerja kolaboratif antara polisi dan masyarakat. Laporan warga, keaktifan Bhabinkamtibmas, serta dukungan pimpinan menjadi faktor utama keberhasilan ini.
Resmob Polres Blora percaya, keamanan bukan hasil kerja satu pihak. Namun lahir dari kepercayaan, kerja sama, dan ketegasan moral.
Malam demi malam, tim ini terus berkeliling tanpa sorotan kamera, tanpa tepuk tangan. Tapi dari kerja mereka, Blora tetap berdiri aman dan bermartabat.
Dan mungkin, ketika fajar datang dan warga membuka pintu rumah tanpa rasa cemas, di situlah keberhasilan terbesar Resmob sesungguhnya.
